.

Friday, January 7, 2011

“Hamba sendu….”

Ramai manusia di hamparanNya,
Tapi berbagai cara,
Berbagai gerak terpancar seri,
Berbagai gaya yg tersendiri,
Berbagai mungkin rasa yg hadir peri,
Berbagai tuju mencari jawapan yg mungkin pasti,
Berbagai musabab sentiasa bertuju & seni,

Yang datang sehelai sepinggang,
Yang pergi cuma bersama adunan segumpal benang,
Yang berhenti sebelum sempat memegang belulang,
Yang terpaksa meneruskan sehasta harapan di hunus pedang,
Yang meluru didalam pencarian tampa kompas ditangan membilang,
Yang mendabik diri walau dijulang,

Itu resmi sang pendakap mimpi,
Yang bermuram tika hati sepi,
Meraung pasti secarik kebaki,
Membidik busur yg munkin berpaksi,

Tujuh petala yg hampir pasti,
Menjerut ingatan yg belum hampir pergi,
Membilang kekisi bagai hilang tiada lagi,
Mencari tumbuh untuk pengganti azali,

Mujur lantai berpasak si jati,
Tanda yg pasti menarik bukan halangan si ombak gunung kuncam,
Mentari terik mustahil berganti si bebutir salji,
Pasti sulaman jejambat penyambung antara rabung alam ,
Hitung langkah menjadi sedari,
Panjatan keramat menjadi perantara rentan peram,

Riwayat usah dihitung,
Kerana “hamba” bukan “hina”,

-nukilan kherol81 (22:40pm 16/10/10)