“AuraMu…..”

Bila tiba sang memusim semi,
Lelangit mekar bertaburan bintang mewarnai,
Bumi dan gunung rentangkan segala kesejukan jejawi,
Pancarkan gelora semua rasa hati,
Bunga-bunga indah pun semakin segar menyerlah rohani,
Membaluti hati yang penuh luka perih dik jeriji,


Auramu itu sangat jelas menyerlah kini,
Biaskan cahaya yang penuh maknadihati,
Anggun dengan semua sirna pancaran,
Kata-kata sempit yang kini semakin terbatas,


Kelu,
Terlena dik pesona nuansa,


Tapi, kau...!!!
Saat itu berlalu tanpa amaran berjaga,


Dan di sini,
Dibalik jeriji jiwa gelap ini,
Musim yang semi tak pernah ada lagi,
Yang masih tinggal hanyalah kemarau panjang melukai lagi,
Resah kesah pun terus meradang rasa,
Gerogoti nurani hiba lara,
Lukai hati tercarik tinta,
Hingga tubuh kering kerontang,
Longlai bicara,
Tak mampu lagi berdiri nyata.

Nukilan kherol81 (16/3/11, 2020pm)