“Bersapa ke gua yang dihati…..”

Aku masih melewati denai kecilmu itu lagi,

Seperti biasa dan lagi aku dididik untuk belajar mendidik,

Aku masih berguru dalam mempelajari bahasa alammu tentang erti kemanusiaan,

Saling berkomunikasi dengan berbicara serta bisikan pepohon rendang tenang,

Serta berlempias sapa antara sang unggas dan rumput rumpai hamparan permaidani,

Menyanyikan melodi riang bersama simfoni orkestra alam,

Betapa disini yang sudah lama terwujud kesefahaman antara citra alam,

Kemewahan, keindahan, kesenian dan kedamaian telah bersatu dalam tafakur takwa,

Antara semua flora indah dan fauna yang masih mentah mengenal bahasa alam ini,

Saling bertukar memberi dan menerima segalanya kewujudan yang telah ditentukan,

Juga yang saling memenuhi kehendak masing serta melengkapi segala,

Demi kelangsungan sejarah tercipta bersama,

Memang dari lama aku melewati denai kecilmu ini jugalah,

Aku masih sekali lagi akan diajar untuk mennyelami didikan bagaimana cara mengajar,

Menitikberat dan mementingkan alam dalam celik dan pejam,

Membangunkan pelusuk kesedaran dan menginsafi erti wujudnya kekitaan dalam kealaman,

Memupuk citra rasa kesyukuran dan kepasrahan tentang kewujudan kemanusiaan kepada kewujudan kepenciptaan,

Begitu jurang kekerdilan serta segala kekurangan kecintaan,

Kita sebenarnya amat berupaya memusatkan segala kerahan tentang kekitaan,

Mentafsir setiap inci keakraban saling memerlukan antara kita dan alam,

Jangan harus menderhaka dan jangan harus sesekali alpa,

Jangan harus cuai dan jangan harus sesekali menzalimi amanah,

Menjadikan diri khalifah untuk segala kejadian dalam semesta ,

Denai kecilmu itulah yang membuatku kenali,

Membankitkan kesedaran dan memberikan segala keinsafan dalaman,

Segalanya tentang pentingnya kealaman sebagai satu kumpulan rakan,

Serta pentingnya mengakrabkan dan merakankan alam,

Demi wujudkan kelangsungan bersama kekitaan.

Nukilan kherol81 (13/4/11, 2030pm)