“Ku tahu asal usulku….”

Aku masih seekor kelicap, Mungkin kamu talah lama mengenalku,
Kerana aku sering menggoda pagi harimu,
Tak peduli apakah kamu sedang bercumbu dengan mimpi tidurmu,


Aku masih seekor kelicap,
Mungkin kamu tahu tentang aku,
Yang tak pernah lelah berceloteh telatah,
Yang tak pernah bosan berkencan dengan dahan-dahan dan dedaunan alam,


Aku masih seekor kelicap,
Dulu, memang aku selalu begitu
Terbang mengarak darah dan harapan pencipta,
Ku kepak sayap sarat angan-angan masa depanmenanti hari,
Sementara paruhku masih tak pernah kubiarkan menyimpan keluh-kesah,


Tapi siapakah gerangan yang diam-diam mengubur erti,
Yang dulu membungkam mulutku dan menyekat suaraku kelu,
Hingga aku tak mampu lagi untuk bersenandung menghibur,
Padahal dalam benakku masih kusimpan rindu melagukan nyanyian diri,


Setelah aku kehilangan pepohonan tempat bercanda bersama teman-teman,
Haruskah sekarang aku kehilangan kehidupan yang selama ini girang,
Ah,laras senjatamu itu membidikku,
Belum jera juga menguliti kebebasanku mengikat sayapku,


Entahlah telah berapa banyak nyawa sesamaku yang terampas,
Di terjang tangan-tangan gagah membidik,
Di telan langkah-langkah pongah mengatur langkah,


Sebenarnya,
Aku masih ingin akrab dengan matahari sang cahaya terang,
Mengadukan segala rupa persoalan terbongkar,
Tapi,
Begitulah akhirnya aku rasa,
Hari-hariku di sini kian tak utuh segala kejadian,


Biarlah,
Kukabarkan pada dunia sejagat,
Bahawa sekarang di sini ketika saat ini,
Aku masih seekor kelicap yang menanti jatuh dipipih bidik paruh,

Nukilan kherol81 (26/3/11, 2350pm)